Siapakah Pembunuh Sebenarnya? - Riddle

 *SIAPAKAH PEMBUNUH SEBENARNYA?*


creepypasta indonesia


Pada tanggal 18, di salah satu kota kecil di Oklahoma, AS, ditemukan mayat seorang perempuan terambang di sebuah danau yang tak jauh dari tepi danau tersebut, sekitar pukul 7 pagi waktu setempat. Mayat tanpa identitas itu ditemukan oleh seorang warga bernama James Sidney (30 tahun) yang kebetulan berjalan melewati tepi danau. Pihak Kepolisian dan Tim Forensik setempat yang sudah tiba di lokasi menyimpulkan, perempuan berusia sekitar 21-22 tahun itu dibunuh menggunakan benda tajam dan perkiraan tewas sekitar 4-5 jam yang lalu. Kondisi mayat cukup mengenaskan dan tanpa mengenakan pakaian sehelai pun. Bagian depan leher mayat wanita tersebut terlihat sayatan senjata tajam yang telah memotong tenggorokannya. Di bagian perut juga tersayat hampir memutus tubuh sang mayat. Diperkirakan ada sekitar 17 hingga 19 sayatan benda tajam di area wajah sehingga rupa dari mayat perempuan itu sudah hampir tak terlihat lagi.
Beberapa hari kemudian, Pihak Kepolisian belum bisa memastikan tersangka pelaku, karena minimnya keterangan-keterangan dari saksi dan dipersulit lagi dari identitas mayat yang masih belum diketahui.
Kamis pada tanggal 27 pukul 6.15 pagi waktu setempat, sekitar lima minggu berlalu setelah penemuan mayat tanpa identitas itu, seorang Penegak Hukum di daerah tersebut bernama Ernesto Burton (39 tahun) kembali menerima laporan lewat telpon dari salah satu warga bernama Carl Arnold (32 tahun) yang menemukan mayat seorang perempuan yang bersimbah darah di dalam sebuah mobil. Ernesto beserta polisi lainnya tiba di lokasi untuk olah TKP beberapa saat kemudian. Mayat tersebut ditemukan tanpa mengenakan pakaian sehelai pun dengan kondisi tubuh yang sangat mengenaskan. Ada sekitar 40 luka tusukan senjata tajam di area dada dan perut hingga usus di dalam perut sang mayat hampir terburai keluar. Selain itu, rupa dari wajah mayat perempuan itu sudah tak dapat dikenali lagi, diperkirakan ada sekitar 30 tusukan senjata tajam yang menghujam di bagian wajahnya, sampai-sampai kedua bola mata mayat perempuan itu terlepas dan tergeletak di bawah tempat duduk mobil. Tak sampai disitu saja, sang pelaku juga menyayat kedua daun telinga korban ini hingga terputus. Identitas mayat tersebut telah diketahui bernama Sherly Shawn berusia 22 tahun. Karena melihat dari cara pelaku yang menghabisi korban tergolong mirip dan sangat begitu sadis, Ernesto menduga pelakunya ini adalah orang yang juga telah membunuh perempuan muda yang ditemukan warga pada tanggal 18, bulan sebelumnya. Yang mana identitasnya sudah diketahui, bernama Judith Thelma berusia 20 tahun. Tim Forensik yang juga di TKP saat itu menyebutkan bahwa perempuan 22 tahun tersebut meninggal antara jam 1 malam hingga jam 5 pagi. Namun sayangnya barang bukti hingga sidik jari dari kedua tempat olah TKP tersebut tidak ditemukan sama sekali sehingga menyulitkan Ernesto dan Kepolisian lainnya untuk menentukan tersangka atas kejahatan tersebut.
Senin tanggal 31 pukul 20.45 malam, empat hari kemudian, Ernesto Burton menerima telpon dari seseorang. Dia (penelpon itu) mengatakan :
"Dear Sir, I would like to inform you that the sadistic murder of two young girls, which is still being investigated today, was the culprit. I am responsible for their deaths. Thank You"
.....
"Yang terhormat, saya ingin memberitahukan bahwa pembunuhan sadis terhadap dua orang gadis muda yang masih diselidiki hingga hari ini, pelakunya adalah saya.
Saya yang bertanggung jawab atas kematian mereka. Terima kasih"
***
Belum sempat Ernesto berbicara, telpon pun langsung ditutup.
Si penelpon tersebut memang tidak menyebutkan identitas dirinya namun dipastikan itu adalah dari seorang laki-laki dengan suara yang terdengar seperti seumuran orang dewasa.
Dan setelah diselidiki, ternyata si penelpon tersebut menggunakan telpon umum yang berada di lokasi tak jauh dari tempat Ernesto berada yang menerima telponnya. Setelah lokasi telpon umum tersebut diperiksa, tidak ditemukan tanda-tanda yang mencurigakan hingga sidik jari pun juga tidak ditemukan.
Lima minggu kemudian setelah olah TKP pembunuhan perempuan berusia 22 tahun tersebut, tepatnya pada tanggal 2, 6 orang muncul diduga kuat sebagai pelakunya berdasarkan hasil penyelidikan dari Pihak Kepolisian.
4 orang terduga diantaranya merupakan semua terpidana yang dibebaskan pada tahun sebelumnya.
Ke 6 orang itu diamankan sementara untuk diinvestigasi, mereka adalah Benjamin Jorge, Eric Morgan, William Arthur, Martin Ashavhey, Carl Arnold dan James Sidney.
Diketahui, masing-masing dari mereka memiliki tempat kediaman yang berada satu wilayah dengan lokasi TKP kedua pembunuhan tersebut.
BENJAMIN JORGE, berusia hampir 37 tahun
Pria kelahiran 5 Mei, di Oklahoma ini merupakan seorang mantan dosen di sebuah universitas di kota kecil tersebut, bagian Oklahoma.
Pria ini pernah dipenjara selama 6 tahun karena pelecehan seksual terhadap mahasiswinya sendiri dan ancaman pembunuhan.
Dia (Benjamin) dibebaskan lima bulan sebelum pembunuhan terhadap Judith Thelma.
Selain memiliki hasrat ingin melukai jika amarahnya tak terkendali, Benjamin juga dituding memiliki gangguan kejiwaan walau akhirnya pihak keluarganya membantah tentang hal ini.
Saat masih menjadi dosen, Benjamin cukup dikenal banyak kalangan terutama para dosen lainnya, kepolisian hingga pejabat di daerahnya tersebut.
Jadi tak heran jika banyak yang mengetahui tentang sosok pria ini (Benjamin).
ERIC MORGAN, berusia sekitar 27 tahun
Pria kelahiran 10 Oktober, di Oklahoma ini pernah dipenjara selama 4 tahun kasus pelecehan seksual terhadap dua orang wanita muda.
Dia (Eric) dibebaskan sekitar empat bulan sebelum pembunuhan terhadap Judith Thelma.
Saat ini, dia (Eric) merupakan seorang pengelola dan penerus usaha ternak milik ayahnya.
Setelah keluar dari penjara, Eric mulai merintis kembali usaha ayahnya tersebut yang sempat diujung tanduk sejak kepergian sang ayah setahun sebelumnya, saat dia masih menjalani hukumannya tersebut.
WILLIAM ARTHUR, berusia sekitar 28 tahun
Pria kelahiran Pennsylvania pada 11 November ini, baru saja masuk penjara.
Dua bulan setelah Judith Thelma ditemukan meninggal, William kembali berurusan dengan Pengadilan. Dia divonis 10 tahun penjara karena kasus pemerkosaan terhadap seorang wanita berusia 21 tahun serta percobaan membunuh korban. Sang korban yang beruntung lolos dari maut itu langsung melarikan diri menuju kantor Pihak Berwajib untuk melaporkan perbuatan pelaku (William) ke polisi.
William ditangkap pada hari Minggu tanggal 30 pada waktu itu, beberapa hari setelah jasad Sherly Shawn ditemukan.
Sepuluh bulan sebelumnya, William dibebaskan oleh Pengadilan Tinggi Oklahoma setelah 5 tahun mendekam di penjara karena perampokan yang dilakukannya di sebuah toko perhiasan milik salah satu warga di kota tersebut.
Beberapa bulan setelah bebas dari hukumannya tersebut (kasus perampokan itu), William sempat bekerja sebagai karyawan di sebuah restoran di daerah yang tak jauh dari tempat tinggal itu (masih daerah Oklahoma).
MARTIN ASHAVHEY, berusia hampir 32 tahun
Pria kelahiran Oklahoma pada 1 April ini merupakan seorang mantan narapidana kasus pemerkosaan yang telah mendekam selama 7 tahun di penjara.
Dia (Martin) dibebaskan sekitar dua bulan sebelum pembunuhan terhadap Judith Thelma.
Martin merupakan seorang supir taksi saat ini. Dia baru saja kembali menjalani pekerjaan lamanya itu setelah dipercaya kembali oleh pemilik perusahaan taksi di daerah tersebut yang sudah lama mengenal dirinya.
Martin pertama kali bekerja di perusahaan tersebut saat berusia sekitar 22 tahun, sebelum dia dipenjara karena kasusnya itu.
Martin menjadi terduga atas kasus pembunuhan tersebut setelah Pihak Kepolisian mendapat informasi dari seorang saksi (entah benar atau tidak) yang mengklaim pernah melihat pria ini menodongkan sebuah senjata tajam ke seorang pria sewaktu berada di dalam mobil, beberapa hari sebelum penemuan mayat perempuan berusia 22 tahun tersebut.
Walau akhirnya Martin mengakui hal tersebut benar, dia mengaku terpaksa melakukan itu karena penumpangnya tak mau membayar biaya taksi.
CARL ARNOLD, berusia sekitar 32 tahun
Carl diduga sebagai pelaku oleh Pihak Kepolisian karena dia (Carl) dianggap orang yang pertama kali melaporkan dan menemukan tubuh Sherly Shawn yang sudah tak bernyawa, pada Rabu pagi, tanggal 27 itu.
Berdasarkan pengakuan dari Carl sendiri sewaktu di TKP bahwa dirinya saat itu seorang diri yang menemukan mayat gadis muda tersebut.
Menurut informasi, pria kelahiran Januari, 32 tahun yang lalu ini memang tak pernah sama sekali terlibat kasus ataupun dihukum, dia hanya warga asli yang tinggal di daerah itu/area dekat lokasi pembunuhan Sherly Shawn.
JAMES SIDNEY, berusia sekitar 30 tahun
Pria kelahiran November ini juga muncul dijadikan sebagai terduga pelaku oleh Pihak Kepolisian untuk diinvestigasi, karena dianggap orang yang pertama kali menemukan tubuh tak bernyawa Judith Thelma pada waktu pagi, tanggal 18 itu.
Menurut informasi, James Sidney memang tak pernah ada riwayat dihukum karena kasus/perbuatan yang melanggar hukum, dia hanya seorang warga asli yang tinggal di daerah tersebut, area dekat lokasi pembunuhan Judith Thelma.
*****
Namun karena tidak ada bukti kuat untuk menghubungkan keenamnya, akhirnya keenam orang terduga ini diloloskan dari kasus tersebut dan dinyatakan tidak bersalah usai menjalani investigasi.
Delapan bulan kemudian, Sabtu pada tanggal 4 pukul 11.45 malam, seorang laki-laki bernama Sam Michael berusia 26 tahun menghubungi polisi dan melaporkan bahwa telah terjadi pembunuhan di taman, di daerah kota kecil tersebut. Korbannya ialah pacar dari Sam sendiri bernama Shannon Marjorie berusia 23 tahun. Seseorang yang tidak dikenal berpakaian serba hitam dengan mengenakan penutup kepala hingga wajah tiba-tiba menembaki perempuan itu sekitar 15 kali tembakan di bagian punggung hingga akhirnya membuat perempuan muda itu tewas tergeletak bersimbah darah. Saat terjadi penembakan, Sam sedang buang air kecil di tempat lain sekitar 20-30 meter jaraknya dari lokasi pacarnya berada. Usai olah TKP, polisi meminta Sam untuk menjelaskan kejadian tersebut. Sam yang lolos dari maut tanpa luka sedikit pun, menceritakan semuanya kepada polisi.
Sang pelaku yang kehabisan amunisi usai menembaki Shannon, kemudian menggunakan senjata tajam yang dibawanya untuk menyerang Sam.
Sam pun berusaha melawan untuk mempertahankan dirinya.
Beruntungnya Sam bisa mengambil alih senjata dari tangan pelaku lalu dan dengan cepat Sam menusuk sang pelaku di bagian punggungnya hingga beberapa kali.
Sam terselamatkan setelah dua orang laki-laki berusia dewasa datang menghampirinya.
Melihat itu, sang pelaku pun langsung bergegas lari meninggalkan lokasi.
*****
Diketahui, Mcguire Davis (32 tahun) dan Joe Holton (34 tahun) ialah dua orang wisatawan asal Virginia Barat yang baru seminggu sebelumnya tiba di kota tersebut (Oklahoma) untuk kali pertama mereka. Mungkin bisa saja Sam akan terbunuh oleh seseorang tak dikenal yang menyerangnya itu, jika saja kedua orang laki-laki ini tidak muncul di waktu tepat saat Sam hampir kewalahan mempertahankan dirinya sebelum akhirnya dia pergi menuju telpon umum terdekat untuk menghubungi 911 (nine one one).
*****
Walau tidak mendapatkan sidik jari sang pelaku di hasil penyelidikan TKP tersebut, polisi sudah berhasil mengamankan barang bukti sebuah senjata tajam yang berlumuran darah pelaku bekas terkena tusukan dan 1 puntung rokok yang dipastikan milik sang pelaku.
Keesokan harinya sekitar pukul 7 pagi waktu setempat, seorang polisi di daerah tersebut menerima telpon dari seseorang. Dia (penelpon itu) mengatakan:
"Excuse me Dear Sir, I would like to inform you that more than 8 hours ago I carried out the brutal shooting of a young girl in the park. And I am also the one responsible for the deaths of two young girls 10 months ago"
.....
"Permisi yang terhormat, saya ingin memberitahukan bahwa lebih dari 8 jam lalu saya telah melakukan penembakan brutal kepada seorang gadis muda di taman.
Dan saya juga adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian dua gadis muda 10 bulan yang lalu."
Dengan suara yang terdengar seperti laki-laki dewasa, si penelpon yang tidak diketahui identitasnya itu juga memberikan sedikit penjelasan mengenai alat yang dia gunakan dan cara dia menghabisi para korbannya tersebut sebelum akhirnya menutup telpon.
***
Dan setelah diselidiki, ternyata si penelpon tersebut menggunakan telpon umum yang berada di sekitar area yang tak jauh dari tempat polisi yang menerima telponnya. Hal itu dilihat dari posisi gagang telpon yang diletakkan bukan pada tempat asalnya. Lagi-lagi setelah diperiksa lokasi telpon umum tersebut, tak ada tanda-tanda mencurigakan lain yang terlihat hingga sidik jari pun juga tak terdeteksi disitu. Polisi berkeyakinan bahwa suara si penelpon misterius tersebut merupakan pelaku yang juga telah menghabisi nyawa Judith dan Sherly sebelumnya. Sebab setelah polisi mendengar penjelasan itu, mirip sekali dengan apa yang terjadi pada ketiga korban tersebut.
Pihak Kepolisian masih belum dapat menyimpulkan apa motif pelaku melakukan pembunuhan itu.
Sekitar dua bulan setelah peristiwa di taman itu (pembunuhan terhadap Shannon Marjorie), tepatnya pada tanggal 13 hari Sabtu, sebagian dari seluruh Pihak Kepolisian di Oklahoma (baik yang di daerah kota kecil tersebut ataupun di luar daerahnya) mendapat surat perintah dari Pengadilan Tinggi Oklahoma untuk menggeledah seluruh rumah sakit yang ada di negara bagian tersebut. Mereka ditugaskan untuk segera melakukan pencarian dan memeriksa daftar para pasien/orang-orang dengan luka yang sama persis berdasarkan pengakuan korban yang selamat itu (SAM).
Usai melakukan penelusuran dan pemeriksaan, ada lebih dari 20 rumah sakit di Oklahoma yang telah mereka (Pihak Kepolisian) telusuri selama sekitar 7 minggu sejak turunnya perintah tersebut. Dalam kurun waktu tersebut ada beberapa orang yang telah ditemui sesuai penelusuan di bagian daftar memiliki luka sama persis dengan yang mereka cari. Beberapa orang itu masing-masing sempat diinvestigasi dan diperiksa beberapa waktu. Meski begitu, Pihak Berwenang akhirnya membebaskan mereka dan dinyatakan tidak bersalah karena bukti yang didapat tetap tidak cukup untuk dihubungkan ke kasus pembunuhan tersebut (diperkirakan tidak cocok).
Diketahui, masing-masing dari mereka bertempat tinggal di daerah yang berbeda-beda dan berikut nama-nama dari beberapa orang itu berdasarkan pencarian Pihak Kepolisian :
EDBERT JOHN, berusia sekitar 26 tahun
Edbert diperiksa pada minggu ke-3 sejak keputusan Pengadilan tersebut.
Pria berkelahiran pada 8 Agustus, di Oklahoma ini (tidak tinggal di daerah kota kecil tersebut) merupakan seorang yang pernah menjadi daftar pasien di salah satu Rumah Sakit di kota tersebut (Oklahoma).
Dia (Edbert) memiliki luka yang sama persis dengan pelaku sesuai pengakuan Sam.
Namun berdasarkan pengakuan pria ini (Edbert), bekas lukanya itu didapat dari tusukan senjata tajam akibat perkelahiannya dengan seorang perampok jalanan di kota daerah tempat tinggalnya, sekitar 4 bulan sebelum dia diperiksa.
MIKE EUGENE, berusia sekitar 27 tahun
Mike diperiksa Kepolisian pada minggu ke-5 sejak keputusan Pengadilan tersebut.
Pria kelahiran Oklahoma (tidak tinggal di daerah kota kecil tersebut) pada 18 september ini, juga seorang bekas pasien di salah satu Rumah Sakit kota tersebut.
Dia (Mike) memilliki bekas luka yang sama persis dengan pelaku berdasarkan pengakuan Sam.
Berdasarkan pengakuan pria ini (Mike), bekas lukanya itu didapat dari tusukan senjata tajam akibat perkelahiannya juga dengan seorang perampok pada waktu itu, sekitar 5 bulan sebelum dia periksa.
HARTNEL DWAYNE, berusia sekitar 33 tahun
Hartnel diperiksa Pihak Berwenang pada minggu ke-6 sejak turunnya keputusan Pengadilan Tinggi Kota tersebut.
Pria kelahiran Oklahoma (tidak tinggal di daerah kota kecil tersebut) pada 22 november ini, juga seorang yang pernah menjadi daftar pasien di salah satu Rumah Sakit kota tersebut.
Dia (Hartnel) memiliki bekas luka yang sama persis dengan pelaku berdasarkan pengakuan Sam.
Namun pengakuan pria ini (Hartnel), bekas lukanya itu memang sebab tertusuk yang dia didapatkan akibat perkelahiannya dengan seseorang tidak dikenal yang tiba-tiba menyerangnya pada waktu itu, sekitar 4 bulan sebelum dia diperiksa.
***
Meski penelusuran para Pihak Berwenang itu tidak mendapatkan hasil positif, mereka tetap berupaya melakukan penyelidikan demi penyelidikan agar dapat mengungkap siapa sebenarnya pelaku pembunuhan sadis tersebut.
Enam bulan kemudian setelah peristiwa pembunuhan di taman itu terjadi (terhadap Shannon Marjorie), tepatnya hari Selasa pada tanggal 8, hasil penyelidikan Kepolisian kembali mendapatkan orang-orang yang diduga kuat sebagai pelakunya.
Mereka adalah James Franklin, sekitar 33 tahun, Robert Dowler, hampir 38 tahun, Paul Tompkins, hampir 42 tahun dan Sam Michael, sekitar 26 tahun.
Keempatnya tersebut dicurigai kuat oleh Pihak Kepolisian sebagai dalang pembunuhan Judith, Sherly dan Shannon.
JAMES FRANKLIN, berusia sekitar 33 tahun
Pria kelahiran Oklahoma pada Sabtu 9 September ini merupakan seorang pembunuh berantai sadis yang selalu memutilasi korbannya hingga menjadi beberapa bagian, sekaligus pelaku pemerkosaan yang telah divonis hukuman mati oleh Pengadilan Tinggi Kota tersebut, karena terbukti bersalah.
James terbukti telah menghabisi nyawa 5 orang di daerah lain yang masih di kota Oklahoma, termasuk 3 orang korbannya adalah wanita.
Vonis hukumannya tersebut jatuh dua bulan sebelumnya, usai mendapatkan 3 tuntutan hukuman mati.
James ditangkap pada hari Senin tanggal 5 pada waktu itu atau sekitar 4 minggu sebelum dia divonis.
Waktu pelaksanaan hukuman mati terhadap James belum ditetapkan mengingat masih dilakukannya penyelidikan kasus pembunuhan yang belum terpecahkan di Oklahoma termasuk kasus pembunuhan tiga orang perempuan muda Judith, Sherly dan Shannon yang selalu dihubung hubungkan dengan dirinya (James).
Kehidupan seorang James Franklin memang tak banyak yang tau. Selain hidupnya yang suka berpindah-pindah tempat, dia juga merupakan sosok pria yang sangat tertutup dengan para tetangga maupun orang-orang terdekatnya (selain keluarga).
ROBERT DOWLER, berusia hampir 38 tahun
Sekitar dua bulan sebelumnya, pria ini resmi divonis hukuman mati oleh Pengadilan Tinggi Oklahoma.
Pria kelahiran Kamis 30 Mei ini terbukti bersalah karena berbagai kasus yang dilakukannya seperti pembunuhan sadis, perampokan, penganiayaan hingga pemerkosaan.
Total 11 orang korban yang tewas dalam kasusnya termasuk 6 korbannya adalah wanita berusia muda dan dewasa.
Pistol dan senjata tajam adalah alat yang digunakan Robert untuk menghabisi nyawa para korbannya tersebut.
Semua kejahatannya tersebut terjadi dalam kurun waktu hampir 5 tahun sebelum akhirnya dia (Robert) ditangkap.
Vonisnya tersebut jatuh lima minggu kemudian setelah penangkapannya pada hari Senin tanggal 29 pada waktu itu.
Dikarenakan masih dilakukannya penyelidikan untuk kasus yang belum selesai, waktu pelaksanaan hukuman mati pria ini juga belum diputuskan.
Beberapa hari usai divonis oleh Pengadilan pada saat itu, Robert sempat memberikan pengakuan kepada Pihak Kepolisian (entah benar atau tidak) bahwa dirinya pernah bekerja sebagai pembunuh bayaran selama hampir setahun di New York.
Dia mengaku telah membunuh 9 orang pria di sana yang rata-rata usianya di atas 25 tahun.
PAUL TOMPKINS, berusia hampir 42 tahun
Saat berusia 28 tahun, Paul diterima bergabung menjadi anggota militer di kota kelahirannya dan mengabdi selama hampir 7 tahun di sana.
Empat tahun sejak menjadi bagian dari anggota tersebut, kecanduan alkohol dan kehidupan malam mulai tak bisa lepas dari kehidupannya saat itu.
Walau sempat beberapa kali menerima surat peringatan dari Pihak Petinggi Militer, itu tak mengubah prilaku buruknya sampai akhirnya dia didepak dari anggota.
Keadaan semakin diperparah ketika kedua orangtuanya mengalami kebangkrutan total sehingga menyebabkan Paul dan keluarganya yang lain harus terpisah demi bertahan hidup.
Pria kelahiran Arkansas pada Jumat 12 Juni ini menjadi terpidana mati sejak sekitar satu bulan sebelumnya.
Paul terbukti telah melakukan perampokan di salah satu rumah warga di Oklahoma. Tak hanya itu, 6 orang anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut dibunuh tanpa ampun menggunakan senjata api dan kapak.
Disisi lain, Paul mengakui adanya kejahatan lain yang dilakukannya terhadap seorang wanita muda di Oklahoma yang dia bunuh dengan menggunakan senjata api miliknya sendiri, berselang empat hari setelah dia menghabisi nyawa satu keluarga itu.
Kejahatannnya tersebut terjadi sekitar sebulan sebelum dia ditangkap pada hari Sabtu tanggal 3 pada waktu itu.
Paul divonis hukuman mati oleh Pengadilan Tinggi Oklahoma, empat minggu kemudian setelah penangkapannya.
Sama seperti James Franklin dan Robert Dowler, hukuman mati terhadap Paul juga belum ditetapkan karena alasan yang sama.
SAM MICHAEL, berusia sekitar 26 tahun
Pria kelahiran Rabu 18 September ini adalah pacar dari Shannon Marjorie (korban).
Pihak Kepolisian memutuskan menahan Sam untuk diinvestigasi lebih lanjut.
Dia (Sam) diduga sebagai pelaku pembunuhan itu karena saat kejadian berada di lokasi namun tak terluka sama sekali/diduga membuat pengakuan palsu dan membohongi Pihak Kepolisian saat itu.
Kepolisian menduga Sam lah yang telah menembaki pacarnya itu hingga tewas dan senjata tajam berlumur darah yang diamankan, diduga milik Sam sendiri.
Sam diduga menggunakan darah pacarnya itu untuk mengelabui Kepolisian seolah-olah dirinya telah diserang seseorang.
Sesuai riwayatnya, Sam memang tak pernah sama sekali dihukum karena kasus perbuatan yang melanggar hukum.
*****
Namun keempat orang terduga ini akhirnya dibebaskan dari kasus tersebut setelah Pihak Berwenang yang menangani tak memiliki bukti yang kuat untuk mengaitkan mereka.
Meski salah satu polisi daerah itu berkeyakinan bahwa diantara mereka sangat kuat sebagai pembunuhnya, tuntutan terhadap keempat orang ini tetap tidak dilaksanakan.
Setelah melakukan berbagai proses penyelidikan dan investigasi dalam waktu yang cukup panjang, kasus pembunuhan ke 3 orang perempuan muda itu tetap menjadi salah satu misteri yang tak dapat terpecahkan di kota tersebut. Meski Pihak Berwenang selama itu telah mendapatkan orang-orang yang diduga sebagai pelakunya, namun satu persatu dari mereka tak ada satu pun yang diadili secara resmi oleh Pengadilan di kota tersebut.
Hingga sampai lah pada hari Senin pada tanggal 22, Pihak Penegak Hukum di daerah tersebut sangat tertarik untuk memutuskan kembali memeriksa orang-orang yang pernah diduga kuat sebagai pelaku dan beberapa yang juga telah diperiksa sebelumnya pada waktu itu.
Berikut daftar nama-nama yang akan dilakukan pemeriksaan kembali oleh Pihak Berwenang. Mereka adalah :
* Benjamin Jorge, Eric Morgan, William Arthur, Martin Ashavhey, James Sidney, Carl Arnold
(ke 6 nama ini dijadikan terduga/tersangka pada tanggal 2 itu)
* James Franklin, Robert Dowler, Paul Tompkins, Sam Michael
(ke 4 nama ini dijadikan terduga/tersangka pada tanggal 8 itu)
* Edbert John, Mike Eugene dan Hartnel Dwayne, ke 3 nya ini adalah beberapa nama yang telah diperiksa oleh Kepolisian berdasarkan keputusan Pengadilan Tinggi kota tersebut pada waktu itu
Ke 13 orang tersebut akan dituntut untuk menjalani tes DNA, yang mana nantinya akan dicocokkan ke sampel DNA dari bekas darah pelaku yang masih menempel pada senjata tajam yang telah diamankan oleh Kepolisian pada waktu itu. Senjata tajam tersebut dipastikan milik sang pelaku, yang ditemukan di lokasi pembunuhan seorang perempuan muda bernama Shannon Marjorie. Pada malam terjadi keributan dengan sang pelaku, Sam, kekasih Shannon saat itu, menusuk punggungnya hingga beberapa kali. Itu menjadi bukti satu-satunya untuk dijadikan pemeriksaan selanjutnya oleh Pihak Berwenang.
Serangkaian tes tersebut mulai dilakukan tiga hari kemudian, pada tanggal 25.
Kemudian pada hari Selasa tanggal 15, sekitar dua minggu setelah itu, Pihak Medis menginformasikan hasil pengujian mereka kepada Pihak Penegak Hukum Oklahoma.
Pada tanggal 15 itu Pihak Medis mengkonfirmasikan bahwa sampel DNA seorang wanita bernama Dianny Wesley, yaitu adik kandung dari salah satu ke 13 orang tersebut (13 nama yang akan diperiksa itu) cocok dengan jejak DNA milik si pelaku pembunuhan, sebab mereka diketahui hanya dua bersaudara yang usia kelahirannya terpaut cukup jauh, yakni tujuh belas tahun. Namun Pihak Penegak Hukum kota Oklahoma meragukan hasil tes tersebut dan belum bisa meresmikan hasilnya karena alasan tertentu. Sehingga penyelidikan kasus sampai pemeriksaan DNA terus dilakukan sesuai tahap waktu yang ditentukan.
Hingga lima tahun berselang sejak keputusan Penegak Hukum tanggal 22 itu, telah banyak sampel DNA yang mereka kumpulkan. Namun dari sekian banyak sampel yang didapat tersebut, kasus pembunuhan terhadap 3 orang perempuan muda itu tak pernah mendapat titik terang. Sebab dari semua hasil pemeriksaan tidak ada satu pun yang menunjukkan kecocokan dengan DNA si pembunuh.
Singkat cerita, pada awal Juli 2009, seorang ahli biokimia dan genetik di kota Oklahoma bernama Abraham Loushehin melakukan pemeriksaan genetik tingkat lanjut yang menggunakan teknik khusus, untuk memeriksa sampel DNA milik Dianny Wesley hingga milik ke 12 orang yang sebelumnya telah tersedia sejak tanggal 15 itu. Dianny dan beberapa dari ke 12 orang itu telah mendapat perintah untuk penyerahan sampel DNA kembali oleh Penegak Hukum Oklahoma pada tanggal 28 hari minggu atau 3 hari sebelum mereka menyerahkan DNA nya masing-masing sebagai pemeriksaan sekaligus pada awal Juli 2009 itu.
Pemeriksaan itu berlangsung selama kurang lebih lima minggu dan hasilnya dinyatakan bahwa DNA wanita kelahiran Sabtu 23 Desember itu dipastikan 100% satu satunya yang paling cocok dengan jejak DNA dari bekas darah si pembunuh.
Setelah mendapatkan hasil tersebut Pihak Penegak Hukum kembali melakukan penyelidikan tambahan terkait kasus serangkaian pembunuhan itu.
Setelah cukup mendapatkan informasi dan bukti untuk meresmikan pelaku sesungguhnya, dua bulan kemudian pada akhir September 2009, kasus tersebut dinyatakan selesai dan resmi ditutup. Meski sang pelaku sebenarnya sudah resmi ditetapkan, Pihak Berwenang tentu tak dapat lagi mengamankan dan menangkap pelaku untuk diadili, sekalipun identitas serta keberadaannya sudah diketahui jauh sebelum tes tanggal 25 itu dimulai. Karena seharusnya kasus tersebut sudah terungkap sekitar enam bulan setelah terjadinya pembunuhan yang ketiga itu, agar sang pelaku bisa ditangkap untuk diadili.
* Siapakah sebenarnya nama si pembunuh yg dimaksud tersebut, apa alasan dan buktinya?
* Mengapa penegak hukum tidak mengadilinya meski si pembunuh ini telah resmi teridentifikasi?
+ Pada tahun dan usia ke berapa Dianny pertama kali DNA nya diperiksa oleh pihak berwenang?

by: Ozil

No comments

Jangan berikan pisau pada orang yang mampu menusukmu kapan saja,

~ Pandora

Powered by Blogger.