Ketika Gadis itu Berbicara

 Ketika Gadis Itu Berbicara


creepypasta indonesia


Suara. Suara memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa suara, manusia tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Tanpa suara, mesin tidak berfungsi dengan baik pula.
Ini adalah kisah seorang gadis yang tidak pernah mengeluarkan suara seumur hidupnya. Tidak, bukan berarti dia bisu. Melainkan dia bersumpah tidak akan pernah mengeluarkan suara sedikitpun dari mulut tipisnya itu.
Namanya adalah Yuli Anatashia. Yuli merupakan seorang siswi dari SMA Negeri 1 Di Jakarta. Yuli berasal dari keluarga yang biasa kau temukan di kehidupan sehari-hari. Pekerjaan kedua orang tua Yuli merupakan Petani kelapa Sawit.
Yuli berhenti bersuara sejak sebuah insiden yang memilukan. Saat itu, Yuli baru saja memasuki usia remajanya yaitu berumur 13 tahun. Yuli memiliki suara yang lembut. Yuli juga dikenal sebagai penurut dan memiliki prestasi yang cukup membanggakan orang tua. Yuli memenangkan penghargaan sebagai penyanyi berbakat termuda.
Yuli seorang yang cukup bersahabat dengan siapapun yang mengenalnya. Namun suatu hari, sebuah kejadian mengubah cara hidup selamanya.
Yuli menyukai seorang guru olah raga bernama Hartono. Hubungan antara guru dan siswa merupakan sangat langka dan terkadang sering dianggap tabu oleh instasi pendidikan.
Namun, Yuli dan Hartono tidak menyerah. Hubungan mereka berlanjut hingga ketika Yuli memasuki kelas 2 SMP. Untuk pertama kalinya Hartono melihat dalam keadaan berbeda.
Hartono lebih sering memandang dada Yuli yang perlahan mulai matang bagi seorang gadis mudah. Matanya sering berkeliaran di sekitar dada, wajah, dan pantatnya.
Yuli belum berusia 14 tahun saat itu. Ulang tahunnya baru akan dirayakan pada bulan kedua memasuki tahun keduanya di SMP. Suatu hari, Hartono dan Yuli makan siang bersama di tempat tersembunyi seperti biasanya.
"Pak Hartono, makan siang kali ini, nasi kari kesukaan bapak loh" kata Yuli dengan wajah berseri-seri.
Hartono terdiam sembari memandang Yuli. Yuli tidak mengetahui apa yang dipikirkan oleh Hartono. Yuli hanya tersipu malu ketika mata mereka saling bertemu.
"... Pak? Kenapa melamun?"
"O-oh ya. Aku akan memakannya. Nasi soto kan?"
Wajah Yuli cemberut lalu dia berkata "idih bapak. Nasi kari loh. Nasi Kari..."
Hartono terdiam sejenak. Lalu dia mendadak tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha. Benar. Maklum sudah berumur"
Yuli mencolek pinggul Hartono lalu dia menyadarkan kepalanya di bahu.
Hartono yang sedari tadi memikirkan hal lain terhadap Yuli, dia terlihat sedikit tegang.
Aroma rambutnya membuat Hartono menjadi tidak bisa menahan diri lagi.
"Yuli"
"Iya pak"
"Kamu serius mencintaiku kan?"
"Um. Serius. Sangat serius!"
"Ka-kalau begitu"
Hartono melepaskan sandaran Yuli lalu dia memandang wajah Yuli dengan serius.
Tatapan mata Hartono kepada Yuli membuat Yuli tersipu malu. Yuli mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Perlahan Hartono mendekatkan wajahnya ke Yuli. Yuli hanya memejamkan mata karena dia merasa sangat malu.
Kedua bibir mereka akhirnya menyentuh. Napas Yuli terlihat terputus-putus karena ciuman Hartono yang terlihat sangat kasar namun di sisi lain Yuli tidak keberatan selama yang melakukannya adalah Hartono, kekasih idamannya.
Ciuman mereka semakin insten. Tempat dimana mereka makan siang secara rahasia menjadi sangat panas. Kini insting baik Yuli dan Hartono mulai menguasai keduanya.
Hartono dengan cekatan melepaskan seragam Yuli lalu membaringkan badan Yuli di matras dimana mereka sedang makan siang.
Hartono langsung menikmati sajian di depan matanya dengan kasar dan terburu-buru. Dan tibalah saat paling bersejarah bagi Yuli.
Hartono memegang kemaluan Yuli yang sudah basah lalu dia tersenyum kepada Yuli.
Wajah Yuli memerah, Yuli mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Yuli memalingkan wajahnya ke kanan. Yuli menyerahkan semuanya kepada Hartono.
Kini suara sepi di dalam ruangan itu, terdengar suara desahan Yuli dan Hartono yang tengah di mabuk asmara.
Setelah mereka memuaskan hasrat birahi, Yuli dan Hartono saling memeluk dalam keadaan tanpa busana.
Untuk sentuhan terakhir, mereka saling ciuman dengan tubuh dipenuhi keringat.
Yuli tidak tahu kalau semua itu adalah awal dari bencana. Tepat ulang tahunnya, Yuli hamil.
Yuli terlihat bahagia karena hasil cinta Hartono telah terbukti melalui bayi yang di dalam perutnya.
Ketika jam pulang, Hartono dan Yuli bertemu di tempat rahasia seperti biasanya.
"Pak Hartono. Aku hamil"
"Hah? Hamil?"
Yuli tersenyum sembari memegang perutnya.
"Um. Ini anak kita berdua"
Hartono hanya terdiam. Wajahnya terlihat pucat.
"Ah pak Hartono. Aku masih sekolah ketika hamil. Mungkin ini sangat sulit ketika berbicara sama orang tuaku. Tapi jangan khawatir! Apapun itu, aku akan tetap memihak kepada bapak!"
Hartono melihat wajah Yuli yang terlihat sangat senang.
Entah apa yang merasuki diri Hartono, Hartono mulai memikirkan sesuatu yang mengerikan.
"Wah selamat. Hahaha. Aku sangat senang! Sangat senang sekali!"
"Um. Jadi kapan kita membicarakan ini kepada orang tuaku?"
Hartono memikirkan keras hanya untuk menjawab pertanyaan Yuli.
Hartono memegang bahu Yuli lalu berkata "Ja jangan terburu-buru. Untuk saat ini mari kita fokus kepada kesehatan bayi dalam kandunganmu"
Yuli menganggukan kepalanya. Hartono merasa puas karena rintangan pertama berhasil di lewatkan.
Besoknya, Hartono sering membawakan minuman racikan sendiri untuk Yuli. Ramuan itu berguna untuk merawat bayi di dalam kandungan dan harus di kosumsi setiap 3 jam sekali.
Yuli dengan rutin meminum ramuan tersebut. Hari demi hari. Bulan demi bulan. Hingga pada akhirnya perut Yuli sudah sangat besar sehingga Yuli harus berhenti sekolahnya.
Namun ada yang aneh. Yuli terlihat sangat pucat. Yuli terlihat gelisah. Ada yang tidak beres pada tubuh Yuli.
Ya, Yuli kehilangan suaranya. Perlahan-lahan suara Yuri mulai terasa aneh ketika pertama kali meminum ramuan tersebut.
Karena sangat cemas dengan efek samping ramuan dari Hartono, Yuli memberikan isyarat kepada Hartono untuk bertemu di tempat biasa.
"Ada apa Yuli? Aku terlihat sibuk?"
Yuli ingin mengeluarkan suaranya namun tenggorokannya terlihat sangat sakit.
Yuli hanya mengeluarkan suara seperti erangan tidak jelas.
Hartono hanya tersenyum melihat keadaan itu. Yuli terlihat tidak mempercayai apa yang dia lihat. Kenapa Hartono bersikap aneh seperti itu?
Wajah Hartono yang terlihat ramah kini berubah menjadi sangat mengerikan. Yuli terlihat sangat ketakutan melihat perubahan ekpresi Hartono yang mendadak tersebut.
Dengan suara keras Hartono berkata
"Yuli. Aku mau kau menggugurkan bayi itu secepat nya. Meskipun agak telat sih. Ah, tapi jangan khawatir. Sepertinya kau tidak perlu memalukan itu"
Yuli masih belum memahami apa yang dikatakan oleh Hartono. Namun ada satu hal yang sangat dipahami oleh Yuli. Hartono tidak mau bertanggung jawab.
Hartono meninggalkan Yuli yang hanya terdiam menangis. Suara tangisannya teihat tidak jelas karena suaranya sudah menghilang.
Keesokan harinya, ibunya Yuli memeluknya sembari menangis. Yuli memahami kalau ibunya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Wajah Yuli terlihat sangat terkejut. Ya, di belakang Hartono muncul dengan wajah sedih.
Apakah Hartono yang dikatakan semalam adalah bercanda? Yuli dengan tegas mempercayai itu namun pada akhirnya sebuah kalimat dari ibunya membuat hati Yuli sangat hancur.
"Kenapa Yuli. Kenapa kamu tidak membahas soal kanker di dalam perutmu! Awalnya ibu sudah curiga karena Kamu mengeluh pada suaramu"
Hartono memegang kedua Bahu Yuli sembari berkata
"Yuli anak yang benar-benar berbakti. Dia tidak mau menyusahkan orang tuanya. Jadi sebagai orang dekat, Yuli menceritakan semuanya kepadaku"
Dalam pengakuan Hartono, Yuli mengidap sebuah penyakit kanker pada rahimnya. Lalu Hartono menganjurkan Yuli meminum ramuan darinya untuk kesembuhannya namun berakhir buruk.
Ibunya Yuli ingin menyalahkan semuanya kepada Hartono. Namun Ibunya Yuli tahu kalau Hartono berniat untuk membantunya dengan memberikan obat tradisional kepada Yuli.
Wajah Yuli terlihat sangat pucat. Dia berusaha menceritakan semuanya kepada ibunya. Namun apa daya, Yuli tidak bisa mengeluarkan suaranya.
Hartono tersenyum puas atas penderitaan Yuli dan kebodohan ibunya sendiri.
Beberapa hari sejak kejadian itu, Yuli sudah berhenti sekolah dan dia dilarikan ke rumah sakit. Ibu Yuli mendapatkan dirinya kalau Yuli bersimbah darah pada bagian perutnya.
Nyawa Yuli berhasil di selamatkan. Namun sebuah misteri mengejutkan diketahui oleh ibu dan ayah Yuli.
Ternyata kanker di dalam rahim Yuli adalah cabang bayi yang sudah membusuk akibat zat mematikan yang di kosumsi oleh Yuli.
Ibu dan Ayahnya Yuli lantas meragukan penyataan Hartono karena ingin menolong Yuli dari penyakitnya. Tapi kenapa Yuli bisa hamil? Namun mereka tidak mengetahui jawaban karena Yuli tidak bisa berbicara dan terlihat sangat depresi.
Pada akhirnya orang tua Yuli bermaksud menyelidiki Hartono namun hasilnya nihil. Hingga sampai sekarang misteri kehamilan Yuli belum diketahui.
3 tahun setelahnya. Yuli kembali muncul di masyarakat. Kini Yuli sudah SMA berkat bantuan dari kepala desa dengan pendidikan dari rumah.
Namun suara Yuli masih belum kembali. Yuli yang terlihat ceria sejak dulu, kini hanya seorang gadis muram. Yuli berbicara melewati sebuah tulisan. Hasilnya, Yuli sering di buli oleh semua siswa bahkan gurunya sendiri.
Yang bikin trauma Yuli kembali, dia melihat guru sebelumnya Hartono berada di sekolah yang sama.
Hartono terlihat sangat dekat dengan seorang siswi disana. Yuli berpendapat kalau nasib dia bakalan sama dengan dirinya.
Yuli berpura-pura tidak mengenal Hartono begitu pula sebaliknya. Kejadian yang diduga oleh Yuli akhirnya terjadi. Muncul sebuah kericuhan karena siswi yang pernah dekat dengan Hartono kehilangan suara bahkan kemaluannya menguarkan darah segar saat berada di dalam kelas.
Kali ini ramuan yang diracik oleh Hartono berdampak lebih cepat dan efektif. Pada akhirnya siswi itu depresi dan memilih mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 3 gedung sekolah.
Hartono yang kebingungan mencari target baru karena semua siswa mulai menaruh curiga kepada dirinya.
Kini targetnya kembali kepada Yuli. Meskipun enggan, Yuli tidak bisa menolaknya karena sangat ketakutan dengan Hartono.
Di ruang olah raga, Yuli diperkosa kembali oleh Hartono. Hartono terlihat melampiaskan hasrat tertundanya kepada Yuli.
Ketika selesai menikmati tubuh Yuli.
Hartono melihat wajah Yuli dengan penuh kejijikan.
"Cih lacur tidak guna. Kemaluanku tidak senikmat dulu. Apa ini pengaruh obat itu ya? Ah ya sudahlah..."
Yuli hanya terdiam tanpa ekpresi. Matanya tertuju kepada Hartono tapi tidak ada respon dari Yuli sedikitpun.
Hartono mengenakan kembali celana nya sembari berkata "ah, aku dengar rahimmu sudah rusak kan? Syukurlah. Aku tidak perlu dirimu meminum ramuan itu lagi. Karena kau tahu? Obatnya lebih kuat dari sebelumnya. Mungkin kau akan segera mati! Ha ha ha!"
Suara tawa Hartono menggema di dalam ruangan olah raga itu.
Yuli tanpa sadari mengeluarkan air mata. Dia teringat kembali dengan kejadian di masa lalu.
Dalam benak hatinya dia berkata sedemikian rupa.
"Seandainya, jantung Hartono berhenti"
Yuli bersusah payah mengeluarkan suaranya.
Pelan-pelan Yuli menggerakan mulutnya dengan berulang kali mengatakan kalimat yang sama dalam hatinya.
Hartono menyadari dia mendengar suara pelan. Suara yang sudah lama tidak di dengarnya.
Ketika Hartono membalikkan tubuhnya, Yuli terduduk tanpa memakai kembali pakaiannya.
"Hah? Ada apa lacur? Jangan bilang suaramu kembali?"
"... Mati..."
"Hah?"
Yuli tersenyum lebar dengan tatapan kosong sembari berkata
"Seandainya jantung Hartono berhenti"
Hartono mengkerutkan keningnya. Sebelum dia menyadari kalau Yuli mendapatkan kembali suaranya.
Hartono mendadak memegang dadanya sembari mengerang kesakitan. Hartono terjatuh ke lantai dengan mulut terus mengeluarkan darah.
Yuli berdiri dan memakai kembali pakaiannya. Yuli berjalan pelan-pelan sembari terus mengucapkan
"Seandainya jantung Hartono terhenti"
Sejak saat itu, seluruh sekolah mendadak dipenuhi oleh darah. Kemanapun Yuli melangkah, orang-orang yang menjahilinya mendadak meninggal dalam keadaan mengerikan.
Ketika dia kembali duduk di kelasnya. Seluruh siswa di kelasnya segera menjauhi Yuli.
Pandangan Yuli kembali seperti semula. Yuli tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Seorang wali kelas Yuli menghampiri Yuli. Wajahnya terlihat dipenuhi oleh darah. Namun darahnya bukan berasal dari dirinya.
"Wanita Iblis! Kembalikan anakku! Kenapa kau meledakkan kepalanya? Bagaimana kau melakukannya! Jawab! Jawab!"
Yuli menggelengkan kepalanya sembari menangis. Wali kelas Yuli kehilangan kesabaran. Wali kelas Yuli menarik rambut Yuli dengan kuat sehingga Yuli terhempas ke lantai.
Dengan cepat, lehernya di cekik oleh wali kelasnya sendiri. Yuli berusaha menyelamatkan diri. Semua teman kelasnya malah menyemangati tindakan mengerikan wali kelas tersebut.
Yuli mendorong sekuat tenaga sehingga dia berhasil lepas dan berdiri. Yuli melihat semua teman kelasnya ketakutan.
"A...ap..a ya..ng se..benarnya mau kalian?"
"Ke..Napa kalian mem..benci diriku?"
"A..pa salah..ku?"
Yuli menangis histeris. Yuli terduduk lemas sembari terus menangis. Wali kelasnya yang masih membenci dirinya berdi kembali karena sempat terhempas akibat dorongan Yuli.
"Oi anak iblis. Lebih kau mati saja!" Teriak wali kelas Yuli.
Karena seruan wali kelas Yuli. Semua siswa mulai mengatakan 'mati' berulang kali.
Yuli menjerit dengan keras. Emosinya meluap seketika. Seluruh darahnya naik ke atas kepalanya.
"Aku harap kalian semua mati!"
"Aku harap semua mati!!"
"Ledakkan tubuh kalian se-"
Blast!
Wali kelas yang berada di depan Yuli meledak tanpa sebab. Darah membasahi tubuh Yuli. Semua siswa juga mengalami hal yang sama.
Yuli menjerti histeris sembari menangis.
Saat itu, suara tangisannya terdengar hingga seluruh wilayah sekolah.
Nama Yuli Anatashia bagaikan legenda. Tidak ada yang mengetahui dimana keberadaan Yuli.
Orang-orang menyebut Yuli Anatashia sebagai "Gadis Suara"

by: Rico Amanda

No comments

Jangan berikan pisau pada orang yang mampu menusukmu kapan saja,

~ Pandora

Powered by Blogger.